Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menginisiasi terciptanya kreativitas di kalangan pelaku seni pertunjukan dalam rangka melestarikan budaya daerah di Kabupaten Sukabumi pada Kamis, 24 Februari 2024 bertempat di Hotel Santika Sukabumi
Jl. Bhayangkara No. 28, Sukabumi, Jawa Barat.
Acara ini bertujuan untuk menjalin koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, dan stakeholder pariwisata lainnya dalam upaya menggali, meningkatkan kualitas serta mempromosikan potensi pariwisata dan kebudayaan di daerah Sukabumi.
Acara ini dihadiri oleh 55 orang peserta yang terdiri dari industri pariwisata, industri ekonomi kreatif, destinasi pariwisata, masyarakat di destinasi, Dinas Pariwisata, stakeholders pariwisata dan ekonomi kreatif serta instansi terkait.
Acara ini menghadirkan beberapa pemateri seperti:
1. Ibu Hj. Desi Ratnasari, S.Psi, M. Si, M. Psi, Anggota Komisi X DPR Republik Indonesia;
2. Ibu Dr. Madia Patra Ismar S,Sn. M Hum, Wakil Rektor Institut Kesenian Jakarta
Acara ini juga diharapkan menjadi instrumen untuk terwujudnya kolaborasi pemasaran destinasi pariwisata untuk pasar domestik antara pemerintah dan pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif serta masyarakat sekitar di destinasi wisata.
Selain itu, acara ini bertujuan untuk Meningkatknya kemampuan dan keterampilan para pelaku Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di daerah dalam memasarkan produk Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Hj. Desi Ratnasari, S.Psi, M. Si, M. Psi mengatakan, jika pelaku seni daerah harus berkolaborasi serta mampu beradaptasi dalam memanfaatkan kemajuan zaman.
“Pelaku seni harus saling berkesinambungan dengan melibatkan berbagai macam element, karena sejatinya banyak sekali pihak yang telibat dalam setiap pertunjukan seni,” ujar desi.
Ibu Dr. Madia Patra Ismar S,Sn. M Hum, Wakil Rektor Institut Kesenian Jakarta menambahkan, Era digital sangat membantu para pelaku seni untuk memamerkan karya seni budaya, setiap orang dapat dengan mudah mengakses serta menikmati seni khususnya seni tari yang tentunya hanya bisa dinimati dengan visual.
“Kita sudah hidup di era digital dimana sudah tidak ada lagi pembatas antara pelaku seni dan penikmat seni, salah satunya seni tari,” ujarnya.
Dia menegaskan jika memanfaatkan teknologi digital, pertunjukan tari bisa menghasilan ilustrasi nyata dari referensi kehidupan nyata di sekitar kita, namun kecerdasan buatan (A.I) dalam mengembangkan kesenian tari belum dapat sepenuhnya menggantikan manusia dan ingatannya tidak seperti manusia yang komperhensif.